Kamis, 21 Juli 2011


MANFAAT KULIT SALAK (Salacca edulis) SEBAGAI OBAT DIABETES


SEMINAR LITERATUR







OLEH :
LUKMAN
NIM. F1C108035


KIMIA S.1 KAMPUS SAROLANGUN
 UNIVERSITAS JAMBI
2011

HALAMAN PERSETUJUAN


Karya  ilmiah yang berjudul “manfaat kulit salak (salacca edulis) sebagai obat diabetes” yang disusun oleh :

            Nama              : LUKMAN
            NIM                : F1C108035

Yang merupakan tugas mata kuliah seminar literatur disetujui untuk diseminarkan dengan pembahas :
1.      Nama        : EMELDA
NIM          : F1C108019

2.      Nama        : SARIHON SIREGAR
NIM          : F1C108055

Sarolangun ,       Mei 2011
Dosen mata kuliah
Seminar literatur


Drs. EPINUR, M.Si
           NIP. 19630228  199103 1 002
ABSTRAK
Lukman. 2011, Manfaat Kulit Salak (Salacca edulis) Sebagai Obat diabetes,         F1C108035, S.1 Kimia . UNIVERSITAS JAMBI KAMPUS SAROLANGUN
Kata kunci : kulit salak, diabetes.

Karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh adanya limbah kulit salak dan adanya penyakit yang menyebar dimasyarakat, selain itu seiring  berkembangnya pengetahuan dan teknologi sehingga banyak macam-macam obat yang ditemukan. Obat-obatan ini banyak mengandung kimia buatan sehingga banyak mempunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dan dalam karya ilmiah ini kulit salak di prediksikan bisa dijadikan sebagai obat diabetes.
Secara umum salak cuma dimanfaatkan adalah buahnya saja, sedangakan kulitnya dibuang dan menjadi limbah yang ada di lingkungan kita, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan masyarkat  akan pengobatan yang alami tanpa adanya efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.
Pengobatan secara alami merupakan cara yang baik untuk mengobati penyakit salah satunya dala m karya ilmiah ini adalah pengobatan penyakit diabetes, cara yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kulit salak dan dibuat dalam bentuk teh kulit salak.
Adanya karya ilmiah ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan buat pembaca serta memberikan inspirasi agar bisa memanfaatkan apa yang ada disekitar kita yang bisa dijadikan sebagai obat seperti dalam hal ini adalah kulit salak.
selain dapat digunakan sebagai obat kulit salak ini juga bisa mengurangi limbah kulit salak disekitar kita.



KATA PENGANTAR

Penggunaan obat pada saat sekarang merupakan suatu hal yang sangat dikhawatirkan sekali, karena pada umumnya masyarakat menggunakan obat tanpa memikirkan efek yang akan diderita pada waktu akan datang.
Efek atau pengaruh yang sangat besar sekali bagi tubuh kita untuk jangka waktu kedepan apabila kita memilih untuk mengkonsumsi Obat-obatan yang  banyak mengandung kimia buatan.
Oleh karena itu, perlu kita cari solusi tentang bagaimana kita mendapatkan obat yang dapat menyembuhkan penyakit dan tidak memiliki pengaruh besar pada tubuh kita yang bersifat alami, banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami dan dalam hal ini penulis mengkaji tentang “pemanfaatan kulit salak sebagai obat diabetes”.
semoga penulisan ini bermanfaat bagi para pembaca dan orang-orang yang tertarik dalam mempelajari tentang pemanfaatan kulit salak sebagai obat diabetes.
Penulis menghanturkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam selesainya penulisan ini. Penulis juga menyadari keterbatasan dalam penulisan ini oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.


Sarolangun,    Mei 2011



Penulis.





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………..
ABSTRAK ……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………..


BAB I    :PENDAHULUAN

                                 1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………......
                                 1.2. Rumusan Masalah …………………………………........
                                 1.3. Batasan Masalah ……………………………………......
                                 1.4. Tujuan Penulisan  ………………………………….........
                                 1.5. Manfaat Penulisan …………………………………........


BAB II   :TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Salak ( Sallacca edulis ) ...................................................
2.2 Klasifikasi Salak (salacca edulis) ....................................
2.3 Manfaat Tanaman ………………………………………
2.4 Syarat pertumbuhan .........................................................
2.5 Kandungan Kimia Dalam Kulit Salak ………………….
2.6 Diabetes ............................................................................


BAB III  :PEMBAHASAN

3.1  Obat Herbal (Alami) ........................................................
3.2  Khasiat kulit salak sebagai obat diabetes ........................
3.3  Penyakit Diabetes ............................................................
3.4  Cara Penggunaan Kulit Salak Sebagai Obat Diabetes .....
3.5  Cara Mengatasi Diabetes .................................................
                                  

BAB IV  :PENUTUP

4.1 Kesimpulan ………………………………………….......
4.2 Saran ……………………………………………….........

DAFTAR PUSTAKA


i
ii
iii
iv
v




1
2
2
2
3




4
6
6
7
8
15




26
27
28
28
29




31
31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar belakang
Obat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sejalan dengan munculnya jenis-jenis penyakit yang merebak luas di masyarakat mengakibatkan kebutuhan obat menjadi suatu hal yang sangat penting. Tetapi seiring berkembangnya teknologi banyak obat yang ditemukan. Obat-obatan ini banyak mengandung kimia buatan sehingga banyak mempunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu kami mencoba memanfaatkan bahan-bahan alami yang tidak mempunyai efek samping sebagai obat, salah satunya adalah memanfaatkan buah salak.
   Selama ini salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati buahnya saja. Tetapi masyarakat belum menyadari bahwa sesungguhnya kulit salak yang mempunyai tekstur kasar, berbentuk coklat dan bersisik dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selama ini kulit buah salak hanya sebagai limbah dan tidak termanfaatkan dan terbuang sebagai limbah. Kulit salak dianggap kurang mempunyai daya guna. Sesungguhnya dibalik kulit salak tersebut terdapat daya guna yang luar biasa, bagi sebagian yang jeli dan mampu memmanfaatkanya.
Kulit salak dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes. Kulit salak ini dibuat dalam bentuk teh, teh kulit salak ini yang berhasiat dalam penyembuhan diabetes. Dalam kulit salak tersebut mengandung bahan kimia alami yang berhasiat sebagai penyembuh penyakit diabetes.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas , maka yang menjadi permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah :  apakah benar kulit salak berkhasiat sebagai obat diabetes


1.3   Batasan Masalah
Karena keterbatasan penulis , maka masalah di atas di batasi untuk hal-hal berikut:
a.       bahan yang digunakan adalah kulit salak yang sudah masak berwarna mengkilap.
b.      Kulit salak yang digunakan adalah kulit salak yang masih dalam keadaan bersih.
c.       Karya ilmiah ini masih dalam bentuk penulisan.

1.4    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
a.       mendiskripsikan kandungan senyawa pada kulit salak yang bermanfaat sebagai obat diabetes
b.      mengetahui cara penggunaan kulit salak untuk dijadikan sebagai obat diabetes.

1.5    Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
a.       memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum agar bisa memanfaatkan kulit salak sebagai obat diabetes.
b.      agar dengan adanya pemakaian obat alami seperti kulit salak ini maka akan membantu berkurangnya limbah kulit dilingkungan kita.
c.       mengurangi pencemaran limbah kulit salak (Salacca edulis)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1.      Salak ( Sallacca edulis )
Salak (salacca edulis) merupakan sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan.Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-usul salak yang pasti belum diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji. Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon.
Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10-15 cm. Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin. Karangan bunga jantan Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut. Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.
gambar salak.jpg
                  Gambar 2.1. tanaman salak ( salacca edulis ).   
Tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya. 

2.2       Klasifikasi Salak (salacca edulis)
Adapun Klasifikasi tanaman salak (sallaca edulis) adalah sebagai berikut :
Kingdom            : plantae (tumbuhan)
Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub kelas            : Arecidae
Ordo                   : Arecales
Famili                 : Arecales
Genus                 : Salacca
Spesies               : Salacca zalacca (Gaertn.) Voss

2.3       Manfaat Tanaman
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.

2.4       Syarat pertumbuhan
2.4.1    Iklim
  1. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.
  2. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
  3. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
  4. Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.

2.4.2    Tanah
  1. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
  2. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
2.4.3    Ketinggian Tempat
Secara umum Tanaman salak yang ditemukan tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.  

2.5       Kandungan Kimia Dalam Kulit Salak
Kulit salak mengandung unsur aktif. Keseluruhan unsur aktif tersebut bekerja secara bersamaan  pada tubuh pasien untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Diantara unsur aktif yang terkandung di dalam kulit salak yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes adalah:
  1. Ferulic Acid dan Proline ; senyawa yang mendorong terbetuknya kolagen dan elastin (dua unsure penting untuk memulihkan jaringan).
  2. Cinnamic acid derivatives; senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel
    Zat zat diatas berperan penting dalam proses perbaikan pancreas pada penderita diabetes tipe I.
  3. Arginin; senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products & Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II.
  4. Pterostilbene; senyawa ini merupakan zat anti diabetes dan berperan langsung dalam menurunkan kadar gula darah.

2.5.1    Senyawa ferulic acid dan proline.
Asam ferulat adalah asam hydroxycinnamic , jenis senyawa organik. Ini adalah fitokimia phenolic berlimpah ditemukan dalam tanaman dinding sel komponen seperti arabinoxylans sebagai rantai samping kovalen. Hal ini terkait dengan trans- asam sinamat . Sebagai komponen lignin, asam ferulat adalah prekursor dalam pembuatan lainnya aromatik senyawa. etimologi adalah dari Ferula , merujuk pada adas raksasa (Ferula communis). asam ferulat, bersama dengan asam dihydroferulic, merupakan komponen lignoselulosa, berfungsi untuk crossling lignin dan polisakarida, sehingga menganugerahkan kekakuan pada dinding sel.  Hal ini biosynthesised dari asam caffeic .
300px-CaffeicAcIn
Gambar 2.2 Pada tumbuhan, asam ferulat (kanan) berasal dari fenilalanin, yang dikonversi ke-hydroxycinnamic asam 4 (kiri) dan kemudian asam caffeic .
Asam ferulat ditemukan dalam biji tanaman seperti beras , gandum , dan oat , serta kopi , apel , artichoke , kacang tanah , jeruk dan nanas . Hal ini dapat diekstraksi dari dedak gandum dan dedak jagung menggunakan alkali pekat. Biosintesis asam ferulat adalah dengan tindakan dari O-metil transferase enzim pada asam caffeic .

2.5.2    Senyawa arginin
Arginin (disingkat Arg atau R)  adalah α- asam amino . L-bentuk  adalah salah satu dari 20 umum alam asam amino yang paling. Pada tingkat genetika molekular, dalam struktur asam ribonukleat messenger mRNA , CGU, CGC, CGA, CGG, AGA, dan AGG, adalah kembar tiga dari basa nukleotida atau kodon yang mengkodifikasi untuk arginin selama sintesis protein. Pada mamalia, arginin diklasifikasikan sebagai asam amino esensial bersyarat atau semiessential, tergantung pada tahap perkembangan dan status kesehatan individu.  bayi prematur tidak dapat mensintesis atau membuat arginin internal, membuat asam amino esensial nutrisi untuk mereka.  Ada beberapa kondisi yang menempatkan permintaan meningkat pada tubuh untuk sintesis L-arginin, termasuk pembedahan atau lainnya sepsis trauma, dan luka bakar. Arginine pertama kali diisolasi dari lupin bibit ekstrak pada tahun 1886 oleh Swiss Ernst kimia Schultze.

2.5.2.1 Struktur

Asam Amino rantai samping dari arginin terdiri dari 3-karbon alifatik rantai lurus, ujung distal yang tertutup oleh kompleks guanidinium kelompok.
250px-Betaine_Arginine
Gambar 2.3 Delokalisasi dalam kelompok guanidinium L-Arginine
Dengan p K a dari 12,48, kelompok guanidinium bermuatan positif di, asam dan bahkan yang paling dasar lingkungan netral, dan dengan demikian mengajarkan dasar sifat kimia untuk arginin. Karena konjugasi antara ikatan ganda dan tunggal nitrogen pasangan itu, muatan positif terdelokalisasi, memungkinkan pembentukan beberapa obligasi H- .

2.5.2.2 Sumber

Arginine adalah asam amino nonesensial kondisional, yang berarti sebagian besar waktu dapat diproduksi oleh tubuh manusia, dan tidak perlu diperoleh langsung melalui diet. Jalur biosintetik namun tidak menghasilkan arginin yang cukup, dan beberapa masih harus dikonsumsi melalui diet. Individu yang memiliki gizi buruk atau kondisi fisik tertentu mungkin disarankan untuk meningkatkan asupan makanan yang mengandung arginin. Arginine ditemukan dalam berbagai macam makanan, termasuk  :
a.       Hewan sumber produk susu (misalnya keju cottage , ricotta , susu , yogurt , whey protein minuman), daging sapi , daging babi (misalnya bacon, ham), gelatin , unggas (ayam dan ringan misalnya daging kalkun), permainan liar (misalnya unggas, puyuh), makanan laut (misalnya ikan pecak, lobster, salmon, udang, siput, tuna).
b.      Tanaman sumber bibit gandum dan tepung, soba, granola , oatmeal , kacang tanah , kacang-kacangan (kelapa), kemiri, salak (salacca edulis), kacang mete, walnut, almond, kacang Brazil, hazelnut, pinenuts), biji (labu, wijen, bunga matahari), kacang polong , dimasak kedelai , Phalaris canariensis (canaryseed atau ALPISTE).



2.5.2.3 Biosintesis

Arginine disintesis dari citrulline oleh aksi berurutan dari enzim sitosol argininosuccinate sintetase (ASS) dan lyase argininosuccinate (ASL). Ini adalah penuh semangat mahal, sebagai sintesis dari setiap molekul argininosuccinate membutuhkan hidrolisis adenosin trifosfat (ATP) untuk adenosin monofosfat (AMP), yaitu, dua setara ATP.
Citrulline bisa berasal dari berbagai sumber:
  1. Dari arginin melalui oksida nitrat sintase (NOS)
  2. Dari ornithine melalui katabolisme prolin atau glutamin / glutamat
  3. Dari dimethylarginine asimetris (ADMA) melalui DDAH
Menghubungkan jalur arginin, glutamin , dan prolin yang bidirectional. Dengan demikian, pemanfaatan bersih atau produksi asam amino ini sangat tergantung pada jenis sel dan tahap perkembangan.
Pada tubuh secara keseluruhan, sintesis arginin terjadi terutama melalui ginjal sumbu-usus, di mana sel-sel epitel dari usus kecil , yang menghasilkan citrulline terutama dari glutamin dan glutamat , berkolaborasi dengan sel-sel tubulus proksimal dari ginjal , yang ekstrak citrulline dari sirkulasi dan mengubahnya menjadi arginin, yang dikembalikan ke sirkulasi. Akibatnya, penurunan usus kecil atau fungsi ginjal dapat mengurangi sintesis arginin endogen, sehingga meningkatkan kebutuhan makanan.
Sintesis arginin dari citrulline juga terjadi pada tingkat yang rendah dalam sel-sel lainnya, dan kapasitas seluler untuk sintesis arginin dapat nyata meningkat dalam keadaan yang juga menyebabkan iNOS . Dengan demikian, citrulline, sebuah coproduct dari reaksi NOS-dikatalisis, dapat didaur ulang untuk arginin di jalur yang dikenal sebagai jalur-citrulline NO atau arginin-citrulline. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa dalam banyak tipe sel, citrulline dapat menggantikan arginin untuk beberapa derajat dalam mendukung sintesis NO. Namun, daur ulang tidak kuantitatif karena citrulline terakumulasi bersama dengan nitrat dan nitrit, akhir-produk yang stabil dari NO, dalam memproduksi sel NO.

2.5.2.4 Fungsi senyawa arginin.

Arginine berperan penting dalam pembelahan sel, penyembuhan luka, menghilangkan amonia dari tubuh, fungsi kekebalan tubuh, dan pelepasan hormon.  Arginine diambil dalam kombinasi dengan proanthocyanidins  atau yohimbin , juga telah digunakan sebagai pengobatan untuk disfungsi ereksi .
Manfaat dan fungsi dikaitkan dengan suplementasi oral termasuk L-arginin:
  1. Prekursor untuk sintesis oksida nitrat (NO)
  2. Mengurangi waktu penyembuhan luka (terutama tulang)
  3. Mempercepat waktu perbaikan jaringan yang rusak
  4. Membantu menurunkan tekanan darah
  5. senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products & Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II.

2.6       Diabetes
2.6.1    Penyakit Diabetes
Diebetes adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energy .

 

2.6.2    Klasifikasi diabetes

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
  1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
  2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
  3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
  4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
  5. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
  6. Not insulin requiring diabetes.

2.6.3        Jenis-jenis diabetes
2.6.3.1  Diabetes Tipe 1
Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
2.6.3.2  Diabetes Tipe 2
Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.

2.6.4    Penyebab diabetes tipe 1 dan tipe 2 serta perawatannya
2.6.4.1 Penyebab Diabetes Tipe 1

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Karena kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena:
a.       Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena diabetes.
b.     Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
c.     Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang menderita diabetes.
2.6.4.2 Perawatan Diabetes Tipe 1
Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap hari. Umumnya dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung bila dimasukkan lewat mulut.
Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.

2.6.4.3 Penyebab Diabetes Tipe 2
Penyebab diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 dapat diringkaskan sebagai berikut:
a.       Faktor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang mengalaminya.
b.     Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan cepat saji (fast food) yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat.
c.     Kadar kolesterol yang tinggi.
d.     Jarang berolahraga.
e.     Obesitas atau kelebihan berat badan.
Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin.

2.6.4.4 Perawatan Diabetes Tipe 2
Perawatan diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.
Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.

2.6.5    Gejala Diabetes
Karena kekurangan insulin dan memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah, maka beberapa gejala yang umum bagi penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara umum, beberapa gejala yang terjadi antara lain:
a.       Sering buang air kecil
b.     Sering merasa sangat haus
c.     Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi sinyal lapar
d.     Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula ke dalam sel-selnya, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk mendapatkan energi.
e.     Sering kesemutan pada kaki atau tangan.
f.      Mengalami masalah pada kulit seperti gatal atau borok.
g.     Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh.
h.     Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena penderita diabetes tipe 1 sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak.
i.       Mudah merasa lelah.

2.6.6    Faktor/Penyebab Diabetes
Saat ini yang menjadi faktor/penyebab menderita penyakit diabetes adalah sebagai berikut :
  1. kelebihan gula darah yang tinggi
  2. kurangnya hormon insulin didalam tubuh.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes.

2.6.7    Bahaya Diabetes
2.6.7.1 Komplikasi Jangka Panjang

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak dapat sembuh hingga infeksi sehingga harus diamputasi. Bahkan taraf yang paling mengerikan adalah kematian. Komplikasi-komplikasi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah, kerusakan saraf, dan ketidaksanggupan tubuh melawan infeksi. Namun, tidak semua penderita diabetes mengalami masalah-masalah jangka panjang ini.

2.6.7.2  Hipoglikemia
Walaupun tidak baik bila kadar gula tinggi, tetapi seorang penderita diabetes mellitus atau kencing manis ini dapat pula secara tiba-tiba mengalami gula darah yang sangat rendah di bawah ambang normal yang disebut hipoglikemia. Ini juga sangat berbahaya karena dapat membuat penderitanya gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, atau bingung atau detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir. Bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sering kali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah timbulnya problem-problem itu. Mengkonsumsi glukosa, misalnya sari buah atau tablet glukosa, dapat menaikkan kembali kadar gula darah ke tingkat yang lebih aman hingga makanan lain dapat dikonsumsi.

2.6.7.3  Ketoasidosis
Jika glukosa tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, maka lemak dan protein dalam tubuh dimanfaatkan oleh tubuh untuk dijadikan energi. Namun saat tubuh membakar lemak, terbentuklah sisa pembakaran yang disebut keton. Keton menumpuk dalam darah dan mengalir ke dalam air seni. Karena keton ini lebih asam daripada jaringan tubuh yang sehat, kadar keton yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan terjadinya kondisi serius yang disebut ketoasidosis. Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.






























BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Obat Herbal (Alami)
Obat tradisional merupakan obat yang berkomposisikan bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, bahan sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Saat ini, obat tradisional banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menyebabkan efek samping dan masih bisa dicerna oleh tubuh. Karena itu, banyak perusahaan yang mengolah obat-obatan tradisional yang telah dimodifikasi. Obat-obatan tradisional yang banyak dijual di pasar biasanya berbentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia, dan tablet.
Oleh karena itu penulis mencoba memanfaatkan bahan-bahan alami yang tidak mempunyai efek samping sebagai obat, salah satunya adalah memanfaatkan kulit salak sebagai obat diabetes.

3.2       Khasiat kulit salak sebagai obat diabetes.
Kulit salak (salacca edulis) di nyatakan bermanfaat sebagai obat diabetes, dan bisa menurunkan tekanan darah tinggi.
Berdasarkan literatur di dalam kulit salak tersebut di prediksikan mengandung senyawa aktif yang salah satunya berperan untuk menyembuhkan penyakit biabetes, Diantara unsur aktif yang terkandung di dalam kulit salak yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes adalah:
  1. Ferulic Acid dan Proline ; senyawa yang mendorong terbetuknya kolagen dan elastin (dua unsure penting untuk memulihkan jaringan).
  2. Cinnamic acid derivatives; senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel
    Zat zat diatas berperan penting dalam proses perbaikan pancreas pada penderita diabetes tipe I.
  3. Arginin; senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products & Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II.
  4. Pterostilbene; senyawa ini merupakan zat anti diabetes dan berperan langsung dalam menurunkan kadar gula darah.

3.3       Penyakit Diabetes
Diebetes adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

3.4       Cara Penggunaan Kulit Salak Sebagai Obat Diabetes
Adapun cara penggunaan kulit salak itu agar bisa dijadikan sebagai obata adalah sebagai berikut :
Caranya :

- Ambillah kulit buah salak secukupnya ( jangan pakai buah ).
- Bilas dengan air sampai bersih.
- Kemudian masukkan ke dalam kual
i.
- Tuangkan dengan ait secukupnya.
- Rebus menggunakan api kecil sekali, sampai mendidih airnya.
- Saring dan minum airnya.
- Kulit salak yang sudah direbus tidak bisa dipergunakan kembali.
Sehari minum 1 liter air rebusan kulit salak. Lakukan sampai 2 minggu tanpa putus, dan bisa buktikan diabetes yang sering kali melonjak niak akan menjadi normal, dan selain itu tekanan darah akan stabil.



3.5       Cara Mengatasi Diabetes
Mengingat bahaya dan komplikasi yang dapat disebabkan penyakit diabetes, maka menghindari atau mengendalikan kadar gula yang tinggi adalah cara terbaik. Bagaimana caranya?
  1. Menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap insulin.
  2. Hindari makanan berlemak, diawetkan atau goreng-gorengan. Sebaliknya, pilih makanan yang berserat tinggi dan glukosa kompleks.
  3. Kurangi makanan manis atau yang berkalori tinggi yang mengandung banyak glukosa.
  4. Minum banyak air.
  5. Berolahraga secara teratur.
  6. Hindari stres.
  7. Hindari alkohol atau softdrink.
  8. Hindari merokok. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan mempersempit pembuluh darah. Sebuah referensi menyatakan bahwa 95 persen amputasi yang berkaitan dengan diabetes dilakukan pada para perokok.
  9. Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar gula.
  10. Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur perlu diberikan melalui terapi insulin.



BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
berdasarkan data dari rancangan karya ilmiah ini dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
a.    Memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar, merupakan hal yang baik untuk pengobatan karena tidak memiliki efek dan dampak negatif yang besar bagi tubuh.
b.    Di dalam kulit terdapat senyawa aktif yang mampu mengobati penyakit diabetes. Di antaranya senyawa Ferulic Acid dan Proline, senyawa Cinnamic acid derivatives, senyawa Arginin, dan senyawa Pterostilbene.
c.    penyakit diabetes jika di biarkan akan sangat berbahaya untuk jangka waktu ke depan.
d.      Selain dalam memerankan pemakaian obat yang alami dalam hal ini adalah memanfaatkan kulit salak, tujuan selain itu adalah agar mengurangi sampah-sampah atau pun limbah kulit salak.
Pemanfaatan kulit salak ini secara berkelanjutan diharapkan dapat memberikan inspirasi agar masyarakat bisa lebih kreatif lagi dalam penggunaan obat-obatan tanpa megandung kimia buatan.
4.2. Saran
Penggunaan obat alami ini selain dengan memanfaatkan kulit salak diharapkan bisa dikembangkan lebih lanjut lagi, dengan menggunakan tanaman yang lain yang bisa dijadikan sebagai obat diabetes.


DAFTAR PUSTAKA



http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus diakses pada tanggal 23 mei 2011

Muriani,harsono.2010. Manfaat buah salak. Diakses dari: http: //murianiharsono blogspot .com pada tanggal 17 mei 2011

Sidik, 1998. Perkembangan Pemanfaatan Tumbuhan obat di Indonesia. Makalah Seminar Pengobatan Tradisional. Diakses pada tanggal 17 mei 2011

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 392.
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 137.

Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia, Jakarta. Hal 362-366. ISBN 979-511-672-2.



1 komentar:

  1. kartya tulis ini benar ga? saya searching tidak ada jurnal yang menyatakan kalo kulit salak mengandung senyawa tersebut

    BalasHapus