Sabtu, 16 April 2011

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI TUMBUHAN Pandanus amaryllifolius Roxb

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI TUMBUHAN Pandanus amaryllifolius Roxb.


Oleh :
ZAYYANTI DINAL HUSNA
102096026562
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Indonesia termasuk tujuh negara di dunia yang memiliki 54% dari seluruh
sumber daya genetik tumbuhan. Keanekaragaman genetik ini merupakan aset nasional
dan sangat berharga jika ditinjau dari senyawa kimia bahan alam yang dikandungnya.

Namun demikian potensi kimia dari sebagian sumber daya genetik ini belum banyak
diselidiki. 1
Hutan tropik Indonesia memiliki 20.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi, akan
tetapi baru sekitar 1.500 spesies yang telah diteliti kandungan kimianya. 2
Menurut Jeffrey (1992), Indonesia merupakan negara yang kaya akan jenis
tumbuhan yang diperkirakan mencapai sekitar 25.000 jenis atau lebih dari 10 % jenis
flora dunia. Ditambah dengan jumlah jenis lumut dan ganggang yang berjumlah ± 35.000
jenis, 40 % diantaranya merupakan jenis yang endemik atau hanya terdapat di Indonesia
saja. Dengan tingginya kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan dilihat dari
keanekaragaman tumbuhan yang ada, memungkinkan untuk ditemukannya beraneka jenis
senyawa kimia, walaupun beberapa senyawa kimia itu telah banyak ditemukan, tetapi
berdasarkan sejarah penemuan dan pengembangan telah membuktikan bahwa peluang
untuk terjadinya temuan-temuan baru sangat besar.3
Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak akan
pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan pengembangan obat-obat
baru ataupun untuk menunjang berbagai kepentingan industri. Hal ini terkait dengan
keberadaannya di alam yang tidak terbatas jumlahnya. Sejalan dengan hal itu dan diikuti
oleh keberadaan organisme yang juga tidak terbatas jumlahnya, maka topik penelitian
bahan alam juga tidak akan pernah habis. Ini didukung pula oleh fakta bahwa di muka
bumi ini terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi tidak
lebih dari 0,4 % dari jumlah tumbuhan tersebut yang telah diselidiki oleh peneliti untuk
berbagai kepentingan. Sebagian besar dari penelitian itupun masih sangat dangkal
sifatnya atau belum menyeluruh, lagi pula terbatas pada tumbuhan yang terdapat di
daerah beriklim sedang. Dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi seperti dikemukan di
atas, 54 % diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika dan Indonesia dengan hutan
tropikanya yang mengandung lebih dari 30.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi sangat
potensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh para peneliti Indonesia.1
Penelitian bahan alam terdiri dari beberapa tahap, yaitu mulai dari tahap
ekstraksi, fraksinasi dengan metode kromatografi sampai diperoleh senyawa murni,
identifikasi unsur dari senyawa murni yang diperoleh dengan metode spektroskopi,
dilanjutkan dengan uji aktivitas biologi, baik dari senyawa murni ataupun ekstrak kasar.
Setelah struktur molekulnya diketahui dilanjutkan dengan modifikasi struktur untuk
mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan kestabilan yang diinginkan.12
Disamping itu dengan kemajuan bidang bioteknologi, dapat juga dilakukan
peningkatan kualitas tumbuhan atau organisme melalui kultur jaringan atau pembentukan
menjadi tumbuhan transgenik yang tentunya juga akan menghasilkan berbagai jenis
senyawa metabolit sekunder baru yang beraneka ragam dan mungkin juga dengan
struktur molekul yang berbeda dengan yang ditemukan dari tumbuhan awalnya.9 Dengan
demikian peluang penelitian dalam bidang bahan alam tidak terbatas.
Pengembangan potensi bahan alam di Indonesia didukung oleh kebijakan serta
program riset dan teknologi (ristek) dari pemerintah dimana Kementrian Riset dan
Teknologi telah menetapkan 6 (enam) Bidang Prioritas Riset dan Teknologi Nasional
untuk tahun 2004-2009 yakni di bidang ketahanan pangan, ketersediaan energi, sistem
transportasi nasional, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan,
serta pembangunan kesehatan. Bidang-bidang prioritas itu oleh lembaga pelaksana teknis
diterjemahkan menjadi rencana strategis. Beberapa lembaga tersebut antara lain LIPI,
BATAN, dan BPPT.8 Indonesia memiliki sumber daya alam hayati yang sangat potensial
untuk dikembangkan atau diteliti. Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia merupakan
aset yang sangat besar terutama kandungan minyak atsiri yang diperoleh dari tanamantanaman
di Indonesia. Namun demikian sampai saat ini, industri minyak atsiri di
Indonesia masih merupakan industri yang baru, yang hanya mampu menyediakan bahan
baku dan kemudian langsung diekspor, sedangkan perdagangan dunia saat ini kian
berkembang ke arah sintesa turunan atsiri untuk penggunaan yang lebih spesifik dan
bernilai ekonomis. Untuk itu penelitian ini memfokuskan pada isolasi minyak atsiri dari
suatu tanaman, sehingga dihasilkan bahan kimia yang potensial dan memiliki nilai jual
tinggi. Minyak atsiri yang sudah dikaji antara lain minyak nilam, cengkeh, akar wangi,
pala, kayu manis, dan sereh.4
Berdasarkan sifat fisikokimianya minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat
aromatik, dan mudah menguap pada suhu kamar. Minyak atsiri umumnya diperoleh dari
ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan tertentu.4
Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau
penyedap (flavoring). Minyak atsiri sebagai bahan pewangi dan penyedap digunakan
oleh bangsa-bangsa yang telah maju dan sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu.

Selain itu minyak atsiri banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan kegunaan lain.
Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau
eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai enzimatik, sebagai sedatif,
stimulan untuk obat sakit perut, dll. Selain memiliki bau yang harum, minyak atsiri dapat
pula membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi. Minyak atsiri dapat
menetralisir bau yang tidak enak dari suatu bahan, misalnya bau dari bahan sintetis.26
Pandan wangi merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk menghasilkan
minyak atsiri. Pandan wangi yang dalam bahasa latinnya Pandanus amaryllifolius Roxb.,
merupakan tumbuhan yang cocok dengan iklim di daerah tropis. Terdapat di pinggir
sungai, di tepi rawa, atau di tanah yang basah, dan tumbuh subur di daerah pantai sampai
ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Batangnya bulat dengan bekas duduk daun,
bisa bercabang-cabang, menjalar, akar tunjang ke luar di sekitar pangkal batang dan
cabang. 5
Pandanus amaryllifolius Roxb. (Pandan wangi) banyak memiliki manfaat, selain
sebagai rempah-rempah dalam pengolahan makanan, pandan wangi juga memiliki
banyak manfaat dalam bidang pengobatan, antara lain:
1. Pengobatan lemah saraf
2. Pengobatan rematik dan pegal linu
3. Menghitamkan rambut
4. Menghilangkan ketombe, dll.6
Manfaat lain tumbuhan Pandanus amaryllifolius Roxb. adalah sebagai bahan
baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering
digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan.6
Isolasi dan karakterisasi kandungan kimia minyak atsiri dari tumbuhan pandan
wangi menjadi perhatian yang menarik untuk dipelajari. Hal ini disebabkan kurangnya
informasi mengenai tumbuhan pandan wangi terutama mengenai struktur-struktur kimia
yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Sementara pandan wangi merupakan tanaman
yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan harganya yang relatif murah, mudah
tumbuh walaupun pada lahan yang sempit, manfaatnya yang sangat besar, cocok dengan
iklim tropis di Indonesia, dan jika diekstrak dapat menghasilkan minyak atsiri. Sehingga
tanaman ini menjadi pertimbangan khusus untuk diteliti.

lukman blogger chemistry